KH Agus Sunyoto

Monday, December 2, 2013

Dokter Speasialis dan Montir

Satu pagi seorang dokter spesialis penyakit dalam yang mobilnya kejebak macet harus turun karena mobil barunya ikut macet mesinnya. Kebetulan di dekat lokasi itu ada bengkel. Dokter spesialis itu langsung meminta montir untuk memeriksa kenapa mobilnya yang baru mogok.
      Dengan teliti, montir membuka kap mobil dan memeriksa mesin mobil. Tak sampai 10 menit mobil sudah menyala. Dokter Spesialis pun mengeluarkan uang Rp 20.000 yg diberikan kepada montir.
      Dengan mengerutkan kening montir bertanya,"Cuma Rp 20.000?"
      "BUkankah kerjamu tidak sampai 15 menit?" sahut dokter spesialis mendelik,"Itu upah sudah tinggi. Coba kamu hitung kerja tidak sampai 15 menit diupah Rp 20.000, pasti jauh di atas UMK."
       "Masalahnya bukan UMK dan 15 menit pak dokter," sahut montir bersungut-sungut.
       "Apa masalahnya?"
       "Tadi malam, saya antar isteri saya periksa dadanya sesak," kata montir dengan suara tinggi,"Pak dokter meriksa, kurang dari 15 menit pak dokter bilang tidak apa-apa hanya infeksi saluran nafas. Lha saya dikasi resep dan disuruh bayar Rp 300.000, padahal isteri saya sampai sekarang tetap sakit. Sedang 15 menit yg saya kerjakan, mobil pak dokter sembuh. Bagaimana ini?"
You have read this article with the title . You can bookmark this page URL http://khagussunyoto.blogspot.com/2013/12/dokter-speasialis-dan-montir.html. Thanks!
Friday, November 22, 2013

UKUSA & ECHELON di Balik Penyadapan Data Intelijen

Di tengah hiruk perbincangan seputar kasus penyadapan yang dilakukan Amerika dan Australia terhadap sejumlah tokoh pemimpin dunia yang dilontarkan Edward Joseph Snowden, pakar komputer dan mantan anggota CIA dan NSA, yang diikuti ketegangan sewaktu  para politisi dan pengamat politik mengecam keras pelanggaran etika dan aturan internasional itu yang diikuti langkah tegas pemerintah Indonesia terhadap Australia yang dianggap meremehkan kasus itu, hacker Indonesia dan hacker Australia sudah bertempur di dunia maya dengan saling rusak situs masing-masing Negara.    Sufi Kenthir, Dullah, Johnson, dan Azumi  yang mengikuti jalannya pertempuran antar hacker itu berkali-kali melonjak gembira sambil bertepuk tangan, ketika mendapati statemen resmi pemerintah Australia terkait kerusakan dan gangguan situs-situs resmi milik Polisi Federal Australia, Reserve Bank Australia dan bahkan Departemen Pertahanan Australia. “Hacker Australia nggedabrus, pembual besar. Ngancam mau merusak situs-situs penting Indonesia, ternyata yang dirusak cuma situsnya Koperasi, Usaha Kecil Menengah, BPR, Salon, Perajin Tempe, Usaha Rumahan yang dikelola orang-orang Gaptek, hacker kita sudah buktikan kemampuan serang situs resmi negeri criminal itu,” seru Dullah bangga.      “Memangnya anak-anak kita sudah dikenal  hebat di kalangan hacker dunia?” gumam Sufi tua yang mendekat.    “Bukan saja hebat pakde, tapi ditakuti,” sahut Dullah.    “Oo apa iya?”    “Reputasinya sudah termasyhur, pakde.”    “Apa buktinya?”    “Kerajaan Malaysia pernah merasakan bagaimana sakitnya “dihajar” hacker Indonesia yang merusak sekitar 116 situs. Israel yang termasyhur kecanggihan teknologinya, sempat marah-marah dan mengancam-ngancam akan menghancurkan situs-situs Indonesia karena situs Israel dalam jumlah ratusan diretas hacker Indonesia, dan ancaman Israel tidak pernah terbukti,” ujar Dullah.    “Ooo begitu ya,” Sufi tua manggut-manggut,”Itu artinya, orang-orang tua seperti aku tidak perlu khawatir bahwa nasionalisme akan pupus dan hilang dari negeri ini.”     “Ya tidak perlu khawatir pakde, karena nasionalisme anak-anak negeri ini tumbuh secara alamiah seiring perubahan. Memang sampeyan sudah khawatir dengan nasionalisme bangsa kita?” tanya Dullah ingin tahu.    “Ya mengikuti polemik penyadapan terkait isu yang dilontarkan Edward Joseph Snowden, terus terang aku cemas. Karena semua yang berkomentar soal penyadapan, kelihatan sekali tidak memahami secara substantif dan esensial kasus semacam ini. Mulai pengamat sampai presiden menyatakan heran dengan tindakan Australia melakukan penyadapan terhadap Indonesia yang dianggap sebagai Negara sahabat. Semua orang kita seolah sepakat berkata – Kok tega-teganya Australia mengkhianati kita, menyadap pembicaraan pemimpin negeri kita yang sudah sangat percaya terhadap Australia,” kata Sufi tua dengan nada mengeluh.    “Bukankah itu pikiran khusnudz dzan yang dianjurkan agama, pakde?” sahut Johnson menyela.    “Khusnudz dzan gundulmu itu,” sergah Sufi tua.     “Menurut pakde, apa pemikiran orang kita terhadap Australia bukan tergolong khusnudz dzan namanya?” kata Johnson dengan nada Tanya.    “Bukan,” sahut Sufi tua berang,”Mereka berkomentar seperti itu karena buta terhadap realita sejarah yang pernah meluluh-lantakkan negeri dan bangsanya.”    “Meluluh-lantakkan negeri dan bangsa Indonesia?” sahut Azumi menyela,”Memangnya presiden Indonesia sebelum SBY pernah disadap, pakde?”    “Bukan hanya disadap, tapi juga diintervensi oleh oleh jaringan UKUSA dan ECHELON.”    “Sebentar pakde, sebentar,” Dullah terlonjak kaget dan langsung memburu,”Apa itu UKUSA dan ECHELON?”    “Sejarah mencatat pernah ada Perjanjian antara Britania Raya dengan  Amerika Serikat yang disebut UKUSA (United Kingdom-United States of America), yaitu perjanjian multilateral untuk kerjasama dalam sinyal intelijen antara Kerajaan Inggris dengan Amerika Serikat, di mana perjanjian ini pertama kali ditandatangani pada 5 Maret 1946 oleh Inggris dan Amerika Serikat dan kemudian diperluas mencakup tiga bekas  koloni   Inggris, yaitu Canada, Australia dan New Zealand. Menurut Joan Coxsedge dalam The Guardian, 12 December 2001, Perjanjian UKUSA ini merupakan tindak lanjut dari Perjanjian Brusa (British-USA) tahun 1941, yaitu perjanjian kerjasama selama Perang Dunia II  atas masalah-masalah intelijen. Dokumen UKUSA ini ditandatangani oleh Kolonel Patrick Marr-Johnson yang mewakili  Dewan Sinyal Intelijen Kerajaan Inggris dengan Letnan Jenderal Hoyt Vandenberg yang mewakili Dewan Komunikasi Intelijen Angkatan Darat dan Angkatan Laut Amerika Serikat,” kata Sufi tua menjelaskan.    “Kalau ECHELON, pakde, apa sama dengan UKUSA?”            “Tahun 1960 jaringan UKUSA diperluas  dalam koleksi Echelon dan Jaringan Analisis Sinyal Intelijen (SIGINT) yang dioperasikan atas nama lima negara penandatangan dalam Persetujuan Keamanan Inggris-AS (Australia, Canada, New Zealand, Inggris, dan Amerika Serikat), yang dikenal sebagai AUSCANZUKUS,” kata Sufi tua menjelaskan.    “Berarti aktivitas sadap-menyadap yang dilakukan Amerika dan Australia itu sejatinya terorganisasi dan tersistematisasi pakde,” sahut Dullah menyimpulkan.    “Ya pasti itu,” jawab Sufi tua menjelaskan,”Sebab berdasarkan Perjanjian UKUSA, Markas Komunikasi Pemerintah Inggris (GCHQ) dan US National Security Agency (NSA) telah berbagi informasi  data intelijen Uni Soviet, Republik Rakyat China, dan beberapa negara Eropa Timur yang dikenal sebagai Exotics.  Setiap anggota aliansi UKUSA secara resmi diberikan tanggung jawab utama untuk pengumpulan informasi intelijen dan analisisnya di berbagai belahan dunia. Australia, misal, ditugasi melakukan perburuan untuk pengumpulan data komunikasi intelijen yang berasal di Indocina, Indonesia dan Cina selatan. Hal serupa, dijalankan pula dalam operasi Echelon.”    “Jancuk,” tukas Azumi  misuh-misuh, “Berarti selama ini Australia memang bertugas menyadap dan mengganggu jaringan informasi intelijen Negara kita.”    “Faktanya seperti itu.”    “Kalau UKUSA dibentuk  1946 dan bahkan sejak bernama Brusa tahun 1941, berarti operasinya sudah sangat lama pakde,” kata Dullah ingin penjelasan.    “Sejak pendudukan Jepang tahun 1943-1945, UKUSA sudah beroperasi di Indonesia karena itu tentara Australia secara sporadis tersebar di berbagai tempat untuk mengumpulkan data intelijen Jepang. Sewaktu Indonesia merdeka, UKUSA sudah mengobok-obok negeri kita dan ikut campur mulai soal perundingan Linggarjati, Renville, KMB sampai kasus pemberontakan PRRI/Permesta. Itu sebabnya, Bung Karno yang sudah tahu kejahatan UKUSA  itu sering berteriak mengecam,”Jangan takut menghadapi Nekolim. Inggris kita linggis, Amerika kita setrika” dan berulang-ulang mengecam Amerika dengan makian keras,”Go to hell with your aid!”, terutama saat Negara Uncle Sam itu sangat ikut campur urusan dalam negeri Indonesia,” kata Sufi tua menjelaskan.    “Berarti sangat mungkin jatuhnya Bung Karno ada hubungan dengan UKUSA dan Echelon, pakde?” tanya Dullah ingin tahu.    “Itu pasti,” jawab Sufi tua, “Karena usaha penggulingan Bung Karno dimulai dengan kemunculan Dokumen Gilchrit, yaitu nama Duta Besar Inggris dewasa itu.”    “Dokumen Gilchrist yang mengadu domba kekuatan pendukung Bung Karno, pakde?”    Sufi tua menganggukkan kepala.    “Termasuk The Dead List yang berisi nama-nama 5000 orang kader PKI bikinan CIA yang diserahkan kepada Soeharto?” tanya Dullah penasaran    Sufi tua mengangguk,”Semua berkaitan dengan dokumen intelijen UKUSA.”    “Tapi pakde, menurut saya, Bung Karno pantas disadap dan dikacaukan jaringan intelijennya karena jelas-jelas tidak bersahabat dengan Inggris dan Amerika, sebaliknya dekat dengan RRC dan Uni Soviet. Sedang rezim yang sekarang berkuasa ini kan sangat bersahabat dengan Amerika dan Australia, untuk apa disadap-sadap?” tanya Dullah penasaran.    “Asal kamu tahu, Dul,  dua orang anggota intelijen Australia, Schapelle Leigh Corby dan Achim Frans Grobmann, yang menjalankan tugas memasukkan pasokan narkoba ke Indonesia ketangkap tangan membawa narkoba dan dijebloskan ke penjara dengan hukuman 20 tahun. Australia berkepentingan untuk membebaskan anggota intelijennya itu. Nah, sewaktu Presiden Yudhoyono menghadiri KTT G-20 di London, pembicaraannya disadap oleh UKUSA Inggris. Hasil sadapan itu diserahkan Ingghris kepada Perdana Menteri Australia, Kevin Ruud,” kata Sufi tua mengutip harian Sydney Morning Herald.    “Hasilnya, muncul Keppres No.22/y/2012 tertanggal 15 Mei 2012, yang memberikan grasi pengampunan pengurangan  masa tahanan kepada dua terpidana narkotika, Schapelle Leigh Corby dan Achim Frans Grobmann,” kata Sufi tua berspekulasi.    “Selain itu,pakde?”    “Rencana Angkatan Laut membeli Kapal Selam ke Rusia yang teknologinya lebih canggih daripada kapal selam Australia, terbukti mengambang dan terkatung-katung.  Kemungkinan  karena Australia punya data sadapan pejabat-pejabat tinggi negeri ini,” jawab Sufi tua.    “Kita benar-benar dikentuti, dikencingi, diberaki, diludahi oleh Australia,” kata Dullah.    “Susahnya, kita tidak tahu bahwa Australia bagian dari jaringan UKUSA dan Echelon.”    “Jancuk..jancuk!” Azumi menampar keningnya keras-leras,”Betapa gobloknya kita selama ini selalu berprasangka baik kepada Australia dan bahkan merasa lebih rendah dari mereka. Padahal, Australia itu Negara koloni, vassal dan jajahan Inggris. Bagaimana pemimpin-pemimpin kita merasa sederajat dan bahkan merasa lebih rendah dari Negara koloni seperti Australia, bukankah kita bangsa yang merdeka dan berdaulat?”    “Mental inlander,” sahut Sufi tua,”Mental kacung, jongos, babu, kuli, budak. Itulah kendala yang  paling aku cemaskan dari kecenderungan elit pemimpin negeri ini.”“Padahal, hacker kita membuktikan bahwa kualitas manusia Australia jauh lebih goblok dalam penguasaan teknologi informasi dibanding anak-anak kita,” sahut Sufi Kenthir ketawa terkekeh-kekeh.“Ya jelas lebih goblok dari bangsa kita,” sahut Sufi tua menimpali,”Australia itu kan benua tempat pembuangan para pelaku tindak kriminal Inggris sampai abad ke-19. Jadi bangsa itu secara genealogis adalah keturunan perampok, maling, bajak laut, pencoleng, pembunuh, pemerkosa,  tukang copet, mata-mata asing, pengedar opium, budak, dan pengkhianat Negara.”“Ooo begitu ya..?” tukas Johnson, Dullah dan Azumi bersamaan,”Pantas saja bangsa biadab itu sering melakukan pelanggaran norma dan etika. Rupanya mereka keturunan.. B A N D...I T”
You have read this article intelijen / kh agus sunyoto with the title . You can bookmark this page URL http://khagussunyoto.blogspot.com/2013/11/ukusa-echelon-di-balik-penyadapan-data.html. Thanks!
Thursday, December 20, 2012

ATLAS WALISONGO Akan Diterjemah ke dalam Bahasa Persia

oleh Agus Sunyoto

Sore tadi sekitar Jam 15.00 saya didampingi Hamza Sahal dari NU Online dan penerbit Pustaka Imania bertemu dengan Atase Kebudayaan Iran, Muhammad Ali Rabbani, di Kedutaan Besar Iran Jl.HOS Cokroaminoto No 110 Jakarta. Pak Rabbani, begitu biasa dipanggil, sangat terkesan membaca Atlas Walisongo yang menggambarkan bagaimana Islam di Indonesia yang sangat berbeda dengan yang selama ini diketahuinya dari buku-buku tulisan orang Barat. Pak Rabbani mendapati betapa cukup banyak persamaan tradisi keagamaan di Indonesia dengan di Iran. Bahkan sejumlah informasi tentang tokoh-tokoh penyebar Islam era Walisongo yg ada di Atlas Walisongo berbeda jauh dengan yg pernah dibacanya di buku-buku yg ditulis orientalis. Itu sebabnya, masyarakat Iran penting mengetahui informasi dari Atlas Walisongo itu.

Lepas dari keinginan Pak Rabbani untuk menerbitkan Atlas Walisongo ke dalam Bahasa Persia karena alasan banyaknya persamaan antara tradisi keagamaan muslim Indonesia dengan muslim Persia dan informasi-informasi yang beda dengan yang diungkap penulis Barat, yang pasti Atlas Walisongo memang merupakan   sebuah rekosntruksi terhadap  citra Islam Nusantara menurut pandangan emic orang Islam Indonesia sendiri, yang tentu berbeda dengan citra Islam Indonesia yg selama ini dibangun berdasar pandangan etic para orientalis seperti C. Snouck Hurgronje, van den Berg, Clifford Geertz, Kern, Ricklef, dan sarjana-sarjana muslim Indonesia didikan Barat.

Mohon doa kepada saudara-saudara semua agar proses penerbitan Atlas Walisongo ke dalam Bahasa Persia berjalan lancar dan selanjutnya diikuti penerbitan ke dalam bahasa-bahasa yang lain agar Citra Islam Nusantara yang khas karena pergulatan panjang sejarah Islamisasi  dapat dibaca dan difahami oleh banyak orang terutama umat Islam di berbagai negara, di mana dengan memahami isi yang terkandung di dalam Atlas Walisongo warga dunia diharapkan  mengetahui bahwa Islam yang disebarkan Walisongo di Indonesia adalah Islam sufi yang dinafasi  inklusifitas, kesantunan, empati, toleransi,  pluralitas, nilai etis, estetis, dan gerak dinamis yang ditandai semangat menjadikan Islam sebagai rahmatan lil alamiin bagi semua orang.
You have read this article Atlas / Wali Songo with the title . You can bookmark this page URL http://khagussunyoto.blogspot.com/2012/12/atlas-walisongo-akan-diterjemah-ke.html. Thanks!